Aku menari-nari di atas bangkai negeriku Yang Melintang suburlan indah di ujung kemiskinan Bau harum semerbak melati lambang kesucian Yang aku hirup manya bau bangkai kemerosotan Aku menjadi orang gila mencaci-maki Di jalan-jalan yang membentang dinding tinggi berpenjaga Yang asik di dalamya melahap daging-daging mentah Aku di pasung dalam sebuah derita negeriku Ketika aku berkata hanya ada anjing dan badi di dalam singgasana Seperti halnya pendusta agama Yang berdalil untuk kepentingan hasratnya Sehingga orang panatik bodoh mengikutinya Aku ingin berteriak di depan anjing dan babi disinggasana Bangsa di bangun dari tiang suci Yang hanya ingin terdegar kata kebebasan Bangsa di sirami oleh darah-darah yang menyuburkan tanah ini Negeri ini terbang tinggi karena masi ada rasa ingat terhadap tiang suci Sebuah negeri yang dasarnya tiang suci untuk kata kebebasan