Home / PUISI

Kamis, 1 Desember 2022 - 22:03 WIB

Puisi Chairil Anwar Krawang-Bekasi

Gambar Ilustrasi, dari Canva.com

Gambar Ilustrasi, dari Canva.com

Krawang-Bekasi

Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan berdegap hati?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan 4-5 ribu nyawa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu

Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata

Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami

Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
Menjaga Bung Hatta
Menjaga Bung Sjahrir
Kami sekarang mayat
Berikan kami arti

Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang, kenanglah kami
Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi.

Share :

Baca Juga

Puisi Jalaluddin Rumi Aku Memilih Mencintaimu Dalam Diam

PUISI

Puisi Jalaluddin Rumi Aku Memilih Mencintaimu Dalam Diam
Puisi wiji Thukul Nonton Harga

PUISI

Puisi wiji Thukul Nonton Harga
Bila Pergi, Pergi Saja

PUISI

Bila Pergi, Pergi Saja
Guru! Selamat Menuju Kebahagian Sejati

PUISI

Guru! Selamat Menuju Kebahagian Sejati
Tentang Itu Dan Ini

PUISI

Tentang Itu Dan Ini
Nay Sang Mortir

PUISI

Nay Sang Mortir
Puisi wiji Thukul Merontokkan Pidato

PUISI

Puisi wiji Thukul Merontokkan Pidato
Tuhan hanya memberikan makna di alam ini

PUISI

Tuhan Hanya Memberikan Makna Di Alam Ini